Persoalan Konsumsi
Di pandang dari sudut gizi, seseorang yang berpuasa berarti tidak mendapat asupan gizi mulai dari terbit fajar hingga waktu maghrib. Padahal antara dua waktu tersebut aktivitas kita berada pada puncaknya, seperti bekerja, mengajar, atau menyopir dan sangat membutuhkan gizi sebagai energi. Jangan khawatir, gizi yang diperlukan untuk aktivitas di siang hari masih dapat dipenuhi di malam hari, saat berbuka, makan sahur dan diantara keduanya. Dalam beberapa penelitian, rata-rata orang yang berpuasa akan mengkonsumsi gizi +/- 70% dibandingkan saat tidak berpuasa. Hal ini berarti dalam setiap hari akan kehilangan energi sebanyak 30% selama berpuasa. Orang yang berpuasa diberi kelebihan tersendiri dibandingkan dengan yang tidak, yaitu organ tubuh dapat menyerap makanan menjadi lebih efektif, yaitu sebesar 85% bagi yang berpuasa dan hanya 35% bagi yang tidak berpuasa.
Tetap Menjaga Gizi Seimbang
Penerapan gizi seimbang dalam sajian menu asupan harus dilakukan tidak hanya pada bulan lain saja, tetapi juga pada bulan Ramadhan. Menu tersebut harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan terbebas dari pencemaran. Penerapan gizi yang dimaksud bukan berarti menghabiskan semua hidangan lengkap dalam satu waktu makan. Jika itu yang dilakukan badan bukan jadi sehat, justeru bisa menimbulkan sakit, akhirnya enggan untuk shalat tarawih dan ibadah lainnya. Yang benar adalah mengkonsumsi makanan yang beragam dengan menu seimbang secara bertahap mulai berbuka hingga makan sahur. Caranya, konsumsilah makanan yang banyak mengandung glukosa (gula sederhana) saat berbuka agar cepat memulihkan energi. Seperti 3 butir kurma dengan segelas jus mangga atau 1-3 sendok makan madu asli dengan segelas jus jambu biji. Kemudian sholat maghrib. Usai sholat maghrib sampai isya cukup mengkonsumsi makanan ringan, misalnya 2 potong risoles atau 2 potong nagasari. Baru setelah Isya dan sholat tarawih bisa menyantap sepiring nasi lengkap dengan sayur dan 1 potong tempe/tahu serta sekerat daging ayam/sapi atau sepotong ikan tongkol/ikan asin. Untuk memudahkan pengolahan makanan, menu pada waktu makan sahur dapat disamakan dengan waktu habis sholat isya, dengan catatan ada perbedaan dalam sajian sayur dan ditambah sedikit makan buah segar, dan jangan lupa untuk mengonsumsi madu asli sebanyak 1 sendok makan di akhir menu sahur. Dengan menerapkan gizi seimbang dalam sajian menu, Insya Allah akan memperoleh kebugaran sepanjang hari di bulan ramadhan. Akhirnya ibadah puasa pun menjadi sebuah kenikmatan tersendiri dan derajat ketakwaan pun dapat diraih.
Sumber : PKPU Magazine Vol.VIII / September 2007